“Menyelam..?
What For..?”
Oleh: Veri Yulianto
(Mahasiswa
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Jurusan Ilmu Kelautan Program Studi
Oseanografi Universitas Diponegoro Semarang)
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling tinggi
derajatnya karena dibekali oleh-Nya dengan akal budi. Dengan budayanya manusia
menyebar ke seluruh penjuru dunia, mulai dengan peralatan batu sederhana untuk
memotong daging buruannya hingga teknologi informasi tercanggih abad 20 yang
konon kecepatannya bertambah dua kali lipat tiap delapan belas bulannya. Salah
satu senjata yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah rasa ingin tahu
dan tak pernah puas pada satu hal saja.
Selain rasa ingin tahu akan apa yang ada di puncak gunung,
di tengah hutan belantara, di perut bumi, di tengah-tengah padang pasir,
manusia juga tergelitik rasa ingin tahunya akan apa yang terkandung di dalam
samudera luas tanpa batas. Semuanya tak lain adalah untuk lebih menghayati
kebesaran Tuhan dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya.
Untuk Apa Sih Kita Menyelam?
Berbicara mengenai alam dan kehidupan bawah laut, sebenarnya
bagi banyak orang masih merupakan sesuatu yang penuh misteri. Petualangan pada
umumnya adalah hobby yang “sunyi”. Mendaki gunung, memanjat tebing, menelusuri
gua, menembus pedalaman belantara, semuanya itu aktifitas yang sepi, jauh dari
hiruk pikuk peradaban manusia.
Saat bertualang jangan harap kita bisa menemukan mall
atau bisa dugem . Wong , ketemu Puskesmas atau warung aja kita
sudah senang banget! Nah, menyelam itu “lebih sunyi” daripada mendaki
gunung, di mana saat mendaki gunung kita masih dapat berbicara dengan partner
pendakian kita.
Saat menyelam, yang kita temui hanyalah gerakan kehidupan
lain di bawah air. Gerakan pasir dan tumbuhan laut yang terombang-ambing arus
bawah air, gerombolan ikan yang lalu-lalang di sekitar kita dan bermacam-macam
bentuk makhluk laut lain dengan warna alam sekitarnya yang semakin dalam
semakin kebiruan. Semuanya membisu dan bak di negeri dongeng. Tanda adanya
peradaban manusia, hanyalah suara tarikan udara dari second stage regulator
kita dan hembusannya disertai gelembung-gelembung udara ke permukaan. Lha
, terus untuk apa dong kita menyelam?
Mungkin banyak dari kita yang belum sadar, bahwa bumi kita
ini terdiri dari lebih kurang 71% lautan dan 29% daratan. Bila nenek moyang
kita di zaman baheula telah mengetahui fakta ini, mungkin planet tempat kita
hidup ini tidak dinamakannya “bumi atau earth ” yang berarti tanah,
melainkan dinamakannya “samudera atau ocean ”.
Sesungguhnya lautan kita memang luar biasa. Seluruh lautan
berisi lebih kurang 1.375 juta kilometer kubik air sedangkan banyaknya tanah di
atas permukaan laut hanya 1/18 dari jumlah itu! (Bayangkan saja semua daratan
di bumi – termasuk dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung dikeruk dan
dijadikan satu. Volumenya masih kalah jauh dibandingkan dengan air samudera
seluruh dunia dikumpulkan satu!)
Kedalaman Palung Mariana di Pasifik Barat mencapai 11.035
meter di bawah permukaan laut sehingga bila Gunung Everest (8.848 m dpl)
dimasukkan ke dalamnya maka puncak gunung tersebut masih berada lebih dari
2.000 meter di bawah permukaan laut! Di dasar Samudera Pasifik terdapat barisan
pegunungan yang membentang sepanjang 75.600 kilometer, lebih dari 30 kali
panjang barisan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Utara dan dinamakan Pematang
Tengah Samudera .
Palung-palung yang terdapat di dasar laut-pun ada yang
berukuran luar biasa seperti Palung Tonga Kermandec di Pasifik Barat yang
panjangnya mencapai 2.575 kilometer dan kedalamannya mencapai 10.630 meter.
Palung ini cukup memuat enam buah Grand Canyon di Arizona. Lebih menakjubkan
lagi adalah hampir di semua kedalaman laut itu terdapat bentuk kehidupan!
Seperti di dasar Palung Mariana, kapal selam Bathyschape Trieste pada
penelitian tahun 1960 menemukan kehidupan berupa ikan berbentuk gepeng dan
udang kecil, padahal di tempat tersebut tekanan air lautnya 1000 kali lipat
tekanan udara di tempat kamu baca artikel ini!! (Sumber: Amir Sjarifuddin,
1990).
Dari segudang fakta di atas, masa’ sih tidak tergerak
diniat kita secuil pun untuk mencoba, mendatangi, melihat, mengeksplorasi
sebagian kecil saja isi perut samudera, sebelum kita mati? Mumpung kita masih
muda, masih sehat, dan satu hal lagi: Tuhan menganugerahkan kita tanah air yang
“kuaayaa ” (bukan kaya, tapi kuaayaa..! ) dengan
semua potensi bawah lautnya. Jangan kita terus-terusan disalip orang bule mancanegara
soal kekayaaan bawah laut milik kita sendiri. Siapa lagi yang akan menjaga
harta kekayaan kita dari incaran maling-maling kalau bukan kita sendiri? Tul
nggak Bro ?
Manusia menyelam karena bermacam-macam motivasi. Ada yang
untuk mencari nafkah (seperti penyelam mutiara, pencarian harta karun,
pembuatan film, dll), kepentingan militer (underwater demolition , reconnaisance
, intelligence , combat frogman, dll), Search and Rescue ,
penelitian ilmiah (marine biology , geology , underwater
archaeology , dll), penyelaman komersial (pengelasan dan perawatan bagian
dasar kapal, pengeboran minyak dasar laut, dll), serta penyelaman rekreasional.
Sebagian besar bahan diskusi kita ke depan akan mengacu pada kegiatan
penyelaman SCUBA, yang diperuntukkan bagi aktifitas rekreasional.
No comments:
Post a Comment