Monday, January 7, 2013

Tahapan Perkembangan da pembentukan Sungai

Tahapan Perkembangan Sungai 

Oleh: Veri Yulianto 
  (Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Jurusan Ilmu Kelautan Program Studi Oseanografi Universitas Diponegoro Semarang)

 

Tahapan perkembangan suatu sungai dapat dibagi menjadi 5 (tiga) stadia, yaitu stadia sungaiawal, satdia muda, stadia dewasa, stadia tua, dan stadia remaja kembali (rejuvination).Adapun ciri-ciri dari tahapan sungai adalah sebagai berikut:
  1. Tahapan Awal (Initial Stage) :  Tahap awal suatu sungai seringkali dicirikan oleh sungai yang belum memiliki orde dan belum teratur seperti lazimnya suatu sungai. Air terjun, danau, arus yang cepat dan gradien sungai yang bervariasi merupakan ciri-cirisungai pada tahap awal. Bentangalam aslinya, seringkali memperlihatkanketidakteraturan, beberapa diantaranya berbeda tingkatannya, arus alirannnya berasal dari air runoff ke arah suatu area yang masih membentuk suatu depresi (cekungan) atau belum membentuk lembah. Sungai pada tahapan awal umumnya berkembang di daerah dataran pantai (coastal plain) yang mengalami pengangkatan atau diatas permukaan lava yang masih baru / muda dan gunungapi, atau diatas permukaan pediment dimana sungainya mengalami peremajaan (rejuvenation).
  2. Tahapan Muda :  Sungai yang termasuk dalam tahapan muda adalah sungai-sungaiyang aktivitas aliran sungainya mengerosi kearah vertikal. Aliran sungai yang menmpati seluruh lantai dasar suatu lembah. Umumnya profil lembahnya membentuk seperti huruf V. Air terjun dan arus yang cepat mendominasi pada tahapan ini
  3. Tahapan Dewasa:    Tahap awal dari sungai dewasa dicirikan oleh mulai adanya pembentukan dataran banjir secara setempat setempat dan semakin lama semakin lebar dan akhirnya terisi oleh aliran sungai yang berbentuk meander, sedangkan pada sungai yang sudah masuk dalam tahapan dewasa, arus sungai sudah membentuk aliran yang berbentuk meander, penyisiran kearah depan dan belakang memotong suatu dataran banjir (flood plain) yang cukup luas sehingga secara keseluruhan ditempati oleh jalur-jalur meander. Pada tahapan ini aliran arus sungai sudah memperlihatkan keseimbangan antara laju erosi vertikal dan erosi lateral.
  4.  Tahapan Tua : Pada tahapan ini dataran banjir diisi sepenuhnya oleh meander dan lebardari dataran banjir akan beberapa kali lipat dari luas meander belt. Pada umumnya dicirikan oleh danau tapal kuda (oxbow lake) dan rawa-rawa (swampy area). Erosi lateral lebih dominan dibandingkan erosi lateral.
  5.   Peremajaaan Sungai (Rejuvenation) : Setiap saat dari perkembangan suatu sungai dari satu tahap ke tahap lainnya, perubahan mungkin terjadi dimana kembalinya dominasi erosi vertikal sehingga sungai dapat diklasifikasi menjadi sungai dalam tahapan muda. Sungai dewasa dapat mengalami pengikisan kembali ke arah vertikal untuk kedua kalinya karena adanya pengangkatan dan proses ini disebut dengan perenajaan sungai. Proses peremajaan sungai adalah proses terjadinya erosi ke arah vertikal pada sungai berstadia dewasa akibat pengangkatan dan stadia sungai kembali menjadi stadia muda 

Proses terbentuknya sungai

     Sungai itu terbentuk dgn adanya aliran air dari satu atau beberapa sumber air yg berada di ketinggian,umpamanya disebuah puncak bukit atau gunung yg tinggi,dimana air hujan sangat banyak jatuh di daerah itu,kemudian terkumpul dibagian yg cekung ,lama kelamaan dikarenakan sdh terlalu penuh ,akhirnya mengalir keluar melalui bagian bibir cekungan yg paling mudah tergerus air,selanjutnya air itu akan mengalir di atas permukaan tanah yg paling rendah,mungkin mula mula merata,namun karena ada bgn bgn dipermukaan tanah yg tdk begitu keras,maka mudahlah terkikis,sehingga menjadi alur alur yg tercipta makin hari makin panjang,seiring dgn makin deras dan makin seringnya air mengalir di alur itu, maka semakin panjang dan semakin dalam ,alur itu akan berbelok,atau bercabang, apabila air yg mengalir disitu terhalang oleh batu sebesar alur itu,atau batu yg banyak,demikian juga dgn sungai di bawah permukaan tanah,terjadi dari air yg mengalir dari atas,kemudian menemukan bgn bgn yg dpt di tembus ke bwh permukaan tnh dan mengalir ke arah dataran rendah yg rendah.lama kelamaan sungai itu akan semakin lebar

          Air yang berada di permukaan daratan, baik air hujan, mata air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju tempat yang lebih rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini relatif sempit dan pendek. Namun, secara proses alamiah aliran ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin lebar dan panjang, dan terbentuklah sungai.
Proses Perkembangan Sungai
Perkembangan suatu lembah sungai menunjukkan umur dari sungai tersebut. Umur di sini merupakan umur relatif berdasarkan ketampakan bentuk lembah tersebut yang terjadi dalam beberapa tingkat (stadium). Pada stadium muda pembentukan lembah mulai terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut.
a) Penampang melintang dari lembah berbentuk V, hal ini disebabkan karena daya kikis vertikal yang kuat karena gradien masih besar.
b) Sungai masih banyak mempunyai erosi basis sementara.
c) Memiliki daya angkut aliran air yang terbesar.
d) Lebar bagian bawah lembah sama dengan lebar saluran sungai.
e) Dasar lembah masih belum merata.
Pada stadium dewasa lembah sungai akan memiliki ciri sebagai berikut.
a) Gradien sungai menjadi lebih kecil.
b) Erosi yang berperan penting adalah erosi lateral, sedangkan erosi vertikal praktis sudah tidak terjadi.
c) Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran dasar sungai.
d) Lembah sungai berbentuk U melebar, yang ukuran lebarnya melebihi dalamnya sungai.
e) Pada dasar lembah terdapat dataran banjir (flood plain) dan terdapat kelokan-kelokan sungai (meander).
f) Sudah tidak terdapat erosi dasar sungai, karena dasar lembah sungai sudah merata.
Pada stadium tua sungai memilik ciri-ciri sebagai berikut.
a) Gradien sungai sudah menjadi kecil.
b) Erosi yang berperan adalah erosi lateral dan lembah sungai berbentuk U melebar.
c) Terbentuk dataran banjir. 



No comments:

Post a Comment