SIKLUS
MILANKOVITCH
Oleh: Veri Yulianto
(Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan Jurusan Ilmu Kelautan Program Studi Oseanografi Universitas
Diponegoro Semarang)
Mengapa setelah tahun 1930-1940 suhu udara meningkat dengan
cepat? Jelaskan dengan bukti dari Siklus Milankovitch!
Peningkatan suhu di muka bumi erat kaitannya dengan global
warming dan penyebab yang paling populer di kalangan masyarakat adalah
“aktivitas manusia”. Akan tetapi, selain faktor tersebut ada faktor lain yang
memberikan penjelaskan mengenai kenaikan suhu atau perubahan iklim di muka
bumi. Faktor lain tersebut adalah Siklus Milankovitch.
Siklus Milankovitch adalah suatu teori yang memberikan
penjelasan mengenai variasi siklus pergerakan yang dialami bumi selama 100.000
dan 400.000 tahun.
Dalam
teorinya, Milankovitch memaparkan mengenai tiga hal yang dialami oleh bumi
sehingga menghasilkan perubahan iklim akibat perbedaan intensitas radiasi
matahari di permukaan bumi.
Pertama, Eksentrisitas
(Eccentricity)
yaitu perubahan bentuk dari orbit imajiner bumi yang mengelilingi matahari.
Tentu bentuk orbit itu tidak bulat, tetapi memiliki nilai eksentrisitas,
sehinggal bentuknya menjadi sedikit elips dan tidak bulat sempurna. Nilai
eksentrisitas suatu orbit berada diantara 0 (bulat sempurna) hingga 1 (parabola
yang tidak memiliki ujung). Saat ini nilai eksentrisitas bumi adalah 0,0167,
sementara ribuan tahun yang lalu nilainya 0.0034 hingga 0.058. Nilai
eksentrisitas itu akan terus berubah membentuk suatu siklus yang bervariasi
dalam 413.000 tahun. Seandainya bumi hanyalah satu-satunya planet yang
mengelilingi matahari, maka eksentrisitasnya tidak akan begitu bervariasi dalam
kurun waktu yang sangat lama. Nilainya akan lebih lambat bertambah, akan tetapi
karena nilai eksentrisitas bumi dipengaruhi oleh gaya gravitasi dari Jupiter
dan Saturnus, maka pertambahan itu terjadi lebih cepat.
Akibat dari bentuk orbit bumi yang seperti itu, muncul
istilah perihelion dan aphelion. Saat ketika matahari berada dalam titik atau
jarak terdekat dengan bumi disebut perihelion, dimana bumi menerima radiasi
paling tinggi dari matahari sehingga suhu menjadi lebih panas. Untuk titik
terjauhnya disebut aphelion, dimana bumi menerima radiasi matahari terendah
sehingga mengalami penurunan suhu.
Kedua adalah Obliquity. Kemiringan bumi ketika berotasi.
Kemiringan itu bervariasi dalam kurun waktu 40.000 tahun, dan bergerser antara
22,1 derajat hingga 24,5 derajat. Jika kemiringan bumi bertambah maka musim
panas akan lebih panas dan musim dingin akan lebih dingin. Sebaliknya, jika
terjadi pengurangan kemiringan berarti musim panas akan menjadi lebih dingin
dan musim dingin akan menjadi lebih panas. Saat ini kemiringan bumi berkurang,
sehingga suhu bumi menjadi semakin panas. Seperti yang kita tahu kemiringan
bumi saat ini adalah 23,4 derajat, dan saat ini sedang setengah jalann bergerak
menuju nilai minimunya, yaitu 22,1 derajat.
Ketiga adalah Presisi (Precession), yaitu perubahan arah rotasi karena
bergesernya sumbu bumi. Siklus ini bervariasi selama 19.000-23.000 tahun.
Matahari dan bulan sangat berpengaruh terhadap perubahan ini. Dampak perubahan
arah rotasi bumi ini bisa mengubah tanggal perihelion yang jatuh pada bulan
Januari dan aphelion yang jatuh bulan Juli. Hal ini akan meningkatkan kontras
musim pada salah satu belahan bumi dan sementara pada bagian lainnya penurunan,
sebagai contoh saat ini posisi bumi sangat dekat dengan matahari pada saat musim
dingin pada bumi belahan utara sehingga musim dingin akan lebih panas dan
sebaliknya. Dampak lain yang juga terjadi adalah perubahan utara dan selatan
bumi sehingga kutub utara sudah tidak sedingin dulu dan semakin lama suhunya
semakin panas.
Teori Milankovitch pada awalnya tidak begitu baik diterima
di masyarakat, akan tetapi seiring berjalannya waktu, para ahli menemukan bahwa
teori ini memiliki nilai kebenaran dan pada akhirnya semakin banyak dikenal
orang.
Meskipun begitu, para ahli memprediksi bahwa kejadian yang
saat ini sedang terjadi di muka bumi (perubahan iklim yang terlampau cepat,
kenaikan suhu yang terlalu cepat, dll.) seharusnya terjadi sekitar 50.000 tahun
lagi. Aktivitas manusia-lah yang telah mempercepat proses perubahan iklim.
Alasannya karena eksentrisitas dari bumi akan lebih minimum dan orbit bumi yang
mengelilingi matahari akan menjadi lebih bulat.
Meskipun Siklus Milankovitch dapat menjelaskan mengenai
perubahan iklim, tetap saja aktivitas manusia turut serta dalam mempercepat laju
perubahan iklim. Global Warming adalah penyebab utama dari kenaikan suhu yang
semakin lama semakin cepat semenjak setelah tahun 1930-1940. Selain karena
telah terjadi revolusi industri, kemajuan zaman dan arus globalisasi terus
menerus berkembang dan menyebar ke seluruh permukaan bumi. Gas-gas hasil efek
rumah kaca seperti CO2, aerosol jumlahnya pun semakin lama semakin banyak di
atmosfer. Sehingga energi panas yang diberikan matahari kepada bumi, setelah
dipantulkan kembali dalam bentuk cahaya infra red oleh bumi, tidak dapat
menembus keluar atmosfer. Lapisan gas-gas efek rumah kaca seperti CO2, aerosol,
dll menghalangi arus pemantulan kembali energi panas matahari oleh bumi.
Akibatnya, sinar innfra red itu dipantulkan kembali ke bumi, dan terus-menerus
terjadi seperti itu. Mau tak mau, suhu bumi akan terus meningkat. Temperatur
permukaan bumi secara global meningkat sebesar kurang lebih 0.6°C (kurang atau
lebih 0.2°C) sejak akhir abad 19, dan sekitar 0.4°F (0.2 hingga 0.3°C)
sepanjang 25 tahun terakhir.
Hal tesebut menunjukkan bahwa efek rumah kaca membuat
kondisi perubahan iklim di bumi semakin ekstrim. Dan akan terus menerus
bertambah ekstrim, laju perubahan itu tidak bisa dihentikan, yang bisa
dilakukan hanyalah memperlambat laju perubahan. Meskipun untuk melakukan hal
tersebut dibutuhkan usahaya yang tidak mudah dan membutuhkan kerja sama yang
global dan menyeluruh dari seluruh aspek masyarakat dunia untuk mengembalikan
laju perubahan iklim tersebut kepada kecepatannya yang normal menurut Siklus
Milakovitch.
No comments:
Post a Comment