ANALISIS PROSES SEDIMENTASI YANG
TERJADI AKIBAT ADANYA BREAKWATER DI PANTAI BALONGAN INDRAMAYU
Oleh: Veri Yulianto
(Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Jurusan Ilmu
Kelautan Program Studi Oseanografi Universitas Diponegoro Semarang)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah
pesisir yang kaya dan beragam akan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan.
Negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km termasuk
negara kedua yang memiliki garis pantai terpanjang setelah Kanada. Luas wilayah
laut negeri kita, termasuk didalamnya zona ekonoli ekslusif, mencakup 5,8 juta
kilometer persegi, atau sekitar tiga perempat dari luas keseluruhan wilaya
Indonesia (Dahuri 2002). Dengan kenyataan seperti itu sumber daya pesisir dan
lautan Indonesia merupakan salah satu modal dasar pembangunan Indonesia yang
sangat potensial disamping sumber daya alam darat. Sumber daya wilayah pesisir
diprediksi akan semakin meningkat peranannya dimasa-masa mendatang dalam
mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Wilayah pesisir adalah wilayah interaksi antara laut dan
daratan yang merupakan 15 % daratan bumi. Wilayah ini sangat potensial sebagai
modal dasar pembangunan Indonesia sebagai tempat perdagangan dan transportasi,
perikanan, budidaya perairan, pertambangan serta pariwisata. Wilayah pesisir
Indonesia sangat potensial pula untuk dikembangkan bagi tercapainya
kesejahteraan umum apabila pengelolaannya dilakukan secara terpadu dan
berkelanjutan, dengan memperhatikan faktor-faktor yang berdampak terhadap
lingkungan pesisir. Dalam wilayah pesisir ada banyak faktor yang berdampak
diantaranya: pertumbuhan penduduk dunia yang besar, kegiatan-kegiatan manusia,
pencemaran, sedimentasi, ketersediaan air bersihdan pemanfaatan sumber daya
laut yang berlebihan. Makalah ini menguraikan faktor-faktor tersebut.
Konsekuensi dari potensi yang besar tersebut kawasan pesisir
akan mengalami perkembangan dengan pertumbuhan yang sangat pesat. Bengen (2002)
mengemukakan wilayah pesisir menyediakan sumber daya alam yang produktif baik
sebagai sumber pangan, tambang mineral dan energi, media komunikasi maupun
kawasan rekreasi atau pariwisata, Ini berarti kawasan pesisir merupakan
tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya di masa dating.
Demikian pula menurut Rais (2002), mengatakan bahwa sekitar 50 – 70 %
manusia hidup dan bekerja diwilayah ini walaupun luasnya hanya 8%
dari muka bumi. Wilayah pesisir sangat potensial sebagai penghasil 26 % dari
produksi perikanan global. Oleh Karena itu wilayah pesisir sangat
berperanan penting bagi kehidupan manusia
Dengan meningkatnya pemanfaatan wilayah pesisir yang, hal
ini menyebabkan daya dukung wilayah pesisir akan berkurang jika penggunaaannya
tidak dilakukan secara terpadu dan terkendali. Untuk menjaga agar daya dukung
wilayah pesisir tidak mengalami penurunan yang besar maka perlu diperhatikan
pula factor-faktor yang brdampak terhadap lingkungan pesisir.
Beberapa hal yang dapat mempengaruh lingkungan pesisir dapat
dikemukakan seperti: pertambahan jumlah penduduk dunia, kegiatan-kegiatan
manusia, pencemaran, sedimentasi, ketersediaan air bersih, overeksploitasi
sumberdaya alam.
1.2.Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan referensi tentang study kasus
sedimentologi yang terjadi di perairan pantai indonesia khususnya pada
breakwater serta sebagai bahan informasi tentang study ilmu sedimentology.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Keadaan Topografi Kabupaten Indramayu
Apabila dilihat dari letak geografisnya Kabupaten Indramayu
terletak pada 107° 52 ° – 108° 36 ° Bujur Timur dan 6° 15 ° – 6° 40 ° Lintang
Selatan. Dengan panjang garis pantai seluas 144 km sedangkan berdasarkan
topografinya sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan
kemiringan tanahnya rata-rata 0 – 2 %. Keadaan ini berpengaruh terhadap
drainase, bila curah hujan cukup tinggi, maka di daerah-daerah tertentu akan
terjadi genangan air. Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pulau Jawa
dan memiliki 10 kecamatan dengan 35 desa yang berbatasan langsung dengan laut
dengan panjang garis pantai 114,1 Km.
Peta kabupaten indramayu
Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir
pantai utara P.Jawa membuat suhu udara di kabupaten ini cukup tinggi
yaitu Celcius- 28 ° Celcius. Sementara rata-rata curah°berkisar antara
18 hujan sepanjang tahun 2006 adalah sebesar 61,06 mm. Adapun curah hujan
tertinggi terjadi di Kecamatan Kertasemaya kurang lebih sebesar 70 mm dengan
jumlah hari hujan tercatat 2491hari, sedang curah hujan terendah terjadi di
Kecamatan Pasekan kurang lebih sebesar 55 mm dengan jumlah hari hujan tercatat
683 hari.
Proses abrasi yang terjadi di pantai balongan indramayu
Breakwater berbentuk melengkung
Breakwater berbentuk ‘T’
Pantai balongan indramayu merupakan salah satu kecamatan
yang terletak di wilayah timur indramayu yang berbatasan langsung dengan
pantai, kecamatan balongan ini merupakan tempat dimana perusahaan migas
terbesar di indonesia itu ada. Tepat di kecamatan ini ada di bangunnya Unit
Pengolahan Minyak VI oleh PT. PERTAMINA. Pantai balongan indramayu telah mengalami
proses abrasi yang cukup signifikan, menurut nelayan setempat di pantai
balongan ini biasa terjadi pasang pada pukul 16.00 – 00.00 sedangkan surut
biasanya terjadi pada pukul 00.00 – 16.00, di pantai balongan indramayu ini
telah di bangun beberapa Breakwater (pemecah gelombang) ada dua jenis model
Breakwater pada pantai balongan ini. Terdiri dari 2 Breakwater yang berbentuk
lengkungan dan ada 8 buah Breakwater yang berbentuk huruf ‘T’
Breakwater berbentuk ‘T’ terdiri dari 8 buah
Breakwater berbentuk melengkung terdapat 2 buah
2.1
Pengertian Sedimentologi
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau
endapan (Wadell, 1932). Sedangkan sedimen atau endapan pada umumnya diartikan
sebagai hasil dari proses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian
mengalami erosi, tertansportasi oleh air, angin, dll, dan pada akhirnya
terendapkan atau tersedimentasikan.
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang
ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan.
Sedangkan batuan sedimen adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil proses
sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara kimia dan organik.
a. Secara
mekanik
Terbentuk
dari akumulasi mineral-mineral dan fragmen-fragmen batuan. Faktor-faktor yang
penting antara lain :
· Sumber
material batuan sedimen :
Sifat dan komposisi batuan sedimen sangat dipengaruhi oleh
material-material asalnya. Komposisi mineral-mineral batuan sedimen dapat
menentukan waktu dan jarak transportasi, tergantung dari prosentasi
mineral-mineral stabil dan nonstabil.
·
Lingkungan pengendapan :
Secara umum lingkungan pengendapan dibedakan dalam tiga
bagian yaitu: Lingkungan Pengendapan Darat, Transisi dan Laut. Ketiga
lingkungan pengendapan ini, dimana batuan yang dibedakannya masing-masing
mempunyai sifat dan ciri-ciri tertentu.
· Pengangkutan
(transportasi) :
Media transportasi dapat berupa air, angin maupun es, namun
yang memiliki peranan yang paling besar dalam sedimentasi adalah media air.
Selama transportasi berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik
material-material sedimen seperti ukuran bentuk dan roundness. Dengan adanya
pemilahan dan pengikisan terhadap butir-butir sedimen akan memberi berbagai
macam bentuk dan sifat terhadap batuam sedimen.
·
Pengendapan :
Pengendapan
terjadi bilamana arus/gaya mulai menurun hingga berada di bawah titik daya
angkutnya. Ini biasa terjadi pada cekungan-cekungan, laut, muara sungai, dll.
· Kompaksi
:
Kompaksi terjadi karena adanya gaya berat/grafitasi dari
material-material sedimen sendiri, sehingga volume menjadi berkurang dan cairan
yang mengisi pori-pori akan bermigrasi ke atas.
·
Lithifikasi dan Sementasi :
Bila kompaksi meningkat terus menerus akan terjadi
pengerasan terhadap material-material sedimen. Sehingga meningkat ke proses
pembatuan (lithifikasi), yang disertai dengan sementasi dimana
material-material semen terikat oleh unsur-unsur/mineral yang mengisi pori-pori
antara butir sedimen.
·
Replacement dan Rekristalisasi :
Proses replacement adalah proses penggantian mineral oleh
pelarutan-pelarutan kimia hingga terjadi mineral baru. Rekristalisasi adalah
perubahan atau pengkristalan kembali mineral-mineral dalam batuan sedimen,
akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang relatif rendah.
·
Diagenesis :
Diagenesis adalah perubahan yang terjadi setelah pengendapan
berlangsung, baik tekstur maupun komposisi mineral sedimen yang disebabkan oleh
kimia dan fisika.
b. Secara
Kimia dan Organik
Terbentuk oleh proses-proses kimia dan kegiatan organisme
atau akumulasi dari sisa skeleton organisme. Sedimen kimia dan organik dapat
terjadi pada kondisi darat, transisi, dan lautan, seperti halnya dengan sedimen
mekanik.
Masing-masing lingkungan sedimen dicirikan oleh paket
tertentu fisik, kimia, dan biologis parameter yang beroperasi untuk
menghasilkan tubuh tertentu sedimemen dicirikan oleh tekstur, struktur, dan
komposisi properti. Kita mengacu kepada badan-badan khusus seperti endapan dari
batuan sedimen sebagai bentuk. Istilah bentuk mengacu pada unit stratigrafik
dibedakan oleh lithologic, struktural, dan karakteristik organik terdeteksi di
lapangan. Sebuah bentuk sedimen dengan demikian unit batu itu, karena deposisi
dalam lingkungan tertentu, memiliki pengaturan karakteristik properti.
Lithofacies dibedakan oleh ciri-ciri fisik seperti warna, lithology, tekstur,
dan struktur sedimen. Biogfacies didefinisikan pada karakteristik palentologic
dasar. Inti penekanan adalah bahwa lingkungan depositional menghasilkan bentuk
sedimen. Karakteristik properti dari bentuk sedimen yang pada gilirannya
merupakan refleksi dari kondisi lingkungan deposional.
Stratigrafi adalah studi batuan untuk menentukan urutan dan
waktu kejadian dalam sejarah bumi. Dua subjek yang dapat dibahas untuk
membentuk rangkaian kesatuan skala pengamatan dan interpretasi. Studi proses
dan produk sedimen memperkenankan kita menginterpretasi dinamika lingkungan
pengendapan. Rekaman-rekaman proses ini di dalam batuan sedimen memperkenankan
kita menginterpretasikan batuan ke dalam lingkungan tertentu. Untuk menentukan
perubahan lateral dan temporer di dalam lingkungan masa lampau ini, diperlukan
kerangka kerja kronologi.
Ilmu bumi secara tradisional telah dibagi kedalam
sub-disiplin ilmu yang terfokus pada aspek-aspek geologi seperti paleontologi,
geofisika, mineralogi, petrologi, geokimia, dan sebagainya. Di dalam tiap
sub-disiplin ilmu ini, ilmu pengetahuan telah dikembangkan sebagai teknik
analitik baru yang telah diaplikasikan dan dikembangkannya teori-teori
inovatif. Diwaktu yang sama karena kemajuan-kemajuan di lapangan, maka
diperkenalkannya integrasi kombinasi ide-ide dan keahlian dari berbagai
disiplin ilmu yang berbeda-beda. Geologi adalah ilmu multidisiplin yang sangat
baik dipahami jika aspek-aspek berbeda terlihat berhubungan antara satu dengan
lainnya. Sedimentologi perhatiannya tertuju pada pembentukan batuan sedimen.
Kemudian batuan sedimen dibahas hubungan waktu dan ruangnya dalam rangkaian
stratigrafi di dalam cekungan-cekungan sedimen. Tektonik lempeng, petrologi dan
paleontologi adalah topik tambahan.
Metode-metode
yang digunakan oleh sedimentologists untuk mengumpulkan data dan bukti pada
sifat dan kondisi depositional batuan sedimen meliputi;
- Mengukur dan menggambarkan singkapan dan distribusi unit batu;
- Menggambarkan formasi batuan, proses formal mendokumentasikan ketebalan, lithology, singkapan, distribusi, hubungan kontak formasi lain
- Pemetaan distribusi unit batu, atau unit
- Deskripsi batuan inti (dibor dan diambil dari sumur eksplorasi selama hidrokarbon)
- Sequence stratigraphy
- Menjelaskan perkembangan unit batu dalam baskom
- Menggambarkan lithology dari batu;
- Petrologi dan petrography; khususnya pengukuran tekstur, ukuran butir, bentuk butiran (kebulatan, pembulatan, dll), pemilahan dan komposisi sedimen
- Menganalisis geokimia dari batu
Geokimia
isotop, termasuk penggunaan penanggalan radiometrik, untuk menentukan usia
batu, dan kemiripan dengan daerah sumber.
Sedimen
yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang menurut
Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat yaitu :
1.
Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan
material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut
melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut
dan akan terendapkan jika energi tertransforkan telah melemah.
2.
Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme
yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik
yang mengalami dekomposisi.
3.
Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi
kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut
sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini
adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.
4.
Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan
masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat
bersumber dari luar angkasa, aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat
yang terbawa angin. Material yang berasal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa
meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang berasal dari
letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu volkanik, atau berupa
fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang berasal dari partikel di
darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian
dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah subtropis saat musim
kering dan angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah
yang dominan dibandingkan sumber-sumber yang lain. (Sugeng Widada)
Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut
berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi
dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut
dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah
mencapai dasar lautpun, sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika
hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan
tersuspensi kembali oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan
tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral dan air laut
sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung penimbunan,
yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral. (Agus Supangat
dan Umi muawanah)
Era oseanografi secara sistematis telah dimulai ketika HMS
Challenger kembali ke Inggris pada tanggal 24 Mei 1876 membawa sampel, laporan,
dan hasil pengukuran selama ekspedisi laut yang memakan waktu tiga tahun
sembilan bulan. Anggota ilmuan yang selalu menyakinkan dunia tentang kemajuan
ilmiah Challenger adalah John Murray, warga Kanada kelahiran Skotlandia.
Sampel-sampel yang dikumpulkan oleh Murray merupakan penyelidikan awal tentang
sedimen laut dalam.
Distribusi
Sedimen Laut :
Sedimen
yang masuk ke dalam laut dapat terdistribusi pada :
1. Daerah perairan dangkal, seperti endapan yang terjadi pada
paparan benua (Continental Shelf) dan lereng benua (Continental Slope).
Dijelaskan
oleh Hutabarat (1985) dan Bhatt (1978) bahwa ‘Continental Shelf’ adalah suatu
daerah yang mempunyai lereng landai kurang lebih 0,4% dan berbatasan langsung
dengan daerah daratan, lebar dari pantai 50 – 70 km, kedalaman maksimum dari
lautan yang ada di atasnya di antara 100 – 200 meter.
‘Continental
Slope’ adalah daerah yang mempunyai lereng lebih terjal dari continental shelf,
kemiringannya anatara 3 – 6 %.
2. Daerah perairan dalam, seperti endapan yang terjadi pada
laut dalam.
Endapan
Sedimen pada Perairan Dangkal :
Pada
umumnya ‘Glacial Continental Shelf’ dicirikan dengan susunan utamanya
campuran antara pasir, kerikil, dan batu kerikil. Sedangkan ‘Non Glacial
Continental Shelf’’ endapannya biasanya mengandung lumpur yang berasal dari
sungai. Di tempat lain (continental shelf) dimana pada dasar laut gelombang dan
arus cukup kuat, sehingga material batuan kasar dan kerikil biasanya akan
diendapkan.
Sebagian
besar pada ‘Continental slope’ kemiringannya lebih terjal sehingga sedimen
tidak akan terendapkan dengan ketebalan yang cukup tebal. Daerah yang miring
pada permukaannya dicirikan berupa batuan dasar (bedrock) dan dilapisi dengan
lapisan lanau halus dan lumpur. Kadang permukaan batuan dasarnya tertutupi juga
oleh kerikil dan pasir.
Endapan
Sedimen pada Perairan Laut Dalam
Sedimen laut
dalam dapat dibagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik
Pelagis.
1. Sedimen Biogenik Pelagis
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik
terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa
sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton
hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme
plankton yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air untuk membentuk
lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal
seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air
laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk
menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.
2. Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri
atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut
sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran
grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh
bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung,
bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak
beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.
Angin
merupakan alat transportasi penting untuk memindahkan materi langsung ke laut.
Lempung pelagis yang ada di laut dibawa terutama oleh tiupan angin (aeolian).
Ukuran lempung ini
Komponen utama debu yang terbawa angin adalah kuarsa dan
mineral lempung. Pada skala global, jumlah masuknya materi Vulkanologi ke
sedimen laut dalam adalah kecil. Letusan besar dapat mengeluarkan abu dan debu
dalam jumlah yang banyak dengan ketinggian 15-50 km, dan partikel terkecil
berukuran 1-<1µm>
Selain pengertian sedimen di atas ada pengertian lain
tentang sedimen yaitu batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh proses
sedimentasi. Sedangkan sedimentasi adalah proses pengendapan sediemen oleh
media air, angin, atau es pada suatu cekungan pengendapan pada kondisi P dan T
tertentu.
Dalam batuan sedimen dikenal dengan istillah tekstur dan
struktur. Tekstur adalah suatu kenampakn yang berhubungan erat dengan ukuran,
bentuk butir, dan susunan kompone mineral-mineral penyusunnya. Studi tekstur
paling bagus dilakukan pada contoh batuan yang kecil atau asahan tipis.
Struktur merupakan suatu kenampakan yang diakibatkan oleh
proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat pada
waktu atau sesaat setelah pengendapan. Struktur berhubungan dengan kenampakan
batuan yang lebih besar, paling bagus diamati di lapangan misal pada perlapisan
batuan. (Sugeng Widada : 2002)
2.2
Pengertian Breakwater (Pemecah Ombak)
Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe
pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe
kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan
kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik
gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya
pada perencanaan groin dan jetty. Penjelasan lebih rinci mengenai pemecah
gelombang sambung pantai lebih cenderung berkaitan dengan palabuhan dan bukan
dengan perlindungan pantai terhadap erosi. Selanjutnya dalam tinjauan lebih
difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai
adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari
garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan
pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke
pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat
menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas
pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai,
maka tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas
pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang
terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
- Fungsi Breakwater
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada
pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena
berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan.
Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih
di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah
gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga
gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam
gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan
(transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang,
kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian besarnya energi
gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik
gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam
gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik
bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan).
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan
mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen
sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan
dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan
terbentuknya endapan sediment tersebut.
- Material Dalam Pembuatan Breakwater
Untuk material yang digunakan tergantung dari tipe bangunan
itu sendiri. Seperti halnya bangunan pantai kebanyakan, pemecah gelombang lepas
pantai dilihat dari bentuk strukturnya bisa dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
sisi tegak dan sisi miring.
Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari
material-material seperti pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya di isi
tanah atau batu, tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton, kaison
beton dan lain sebagainya.
Dari beberapa jenis tersebut, kaison beton merupakan
material yang paling umum di jumpai pada konstruksi bangunan pantai sisi tegak.
Kaison beton pada pemecah gelombang lepas pantai adalah konstruksi berbentuk
kotak dari beton bertulang yang didalamnya diisi pasir atau batu. Pada pemecah
gelombang sisi tegak kaison beton diletakkan diatas tumpukan batu yang
berfungsi sebagai fondasi. Untuk menanggulangi gerusan pada pondasi maka dibuat
perlindungan kaki yang terbuat dari batu atau blok beton :
Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang
lepas pantai bisa dibuat dari beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di
bentuk sedemikian rupa (pada umumnya apabila dilihat potongan melintangnya
membentuk trapesium) sehingga terlihat seperti sebuah gundukan besar batu,
Dengan lapisan terluar dari material dengan ukuran butiran sangat besar.
Dalam
Breakwater konstruksi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:
- Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-partikel halus dari debu dan pasir.
- Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter layer) yang melindungi bagian inti(core) terhadap penghanyutan material, biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal batu dengan berat bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1 ton.
- Lapisan pelindung utama (main armor layer) seperti namanya, merupakan pertahanan utama dari pemecah gelombang terhadap serangan gelombang pada lapisan inilah biasanya batu-batuan ukuran besar dengan berat antara 1-3 ton atau bisa juga menggunakan batu buatan dari beton dengan bentuk khusus dan ukuran yang sangat besar seperti tetrapod, quadripod, dolos, tribar, xbloc accropode dan lain-lain
Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang
konvensional kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang menggunakan
perkuatan serat baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos dengan
rasio keliling kecil, berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi dan beton
bertulang (tulangan konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil baja)
telah dipertimbangkan sebagai solusi untuk meningkatkan kekuatan struktur
unit-unit batu buatan ini. Tetapi solusi-solusi ini secara umum kurang hemat
biaya, dan jarang digunakan.
Seiring perkembangan jaman dalam konstruksi pemecah
gelombang lepas pantai juga mengalami perkembangan. Belakangan juga dikenal
konstruksi pemecah gelombang komposit. Yaitu dengan menggabungkan bangunan sisi
tegak dan bangunan sisi miring. Dalam penggunaan matrial pun dikombinasikan
misalnya antara kaison beton dengan batu-batuan sebagai pondasinya.
BAB III
ISI
3.1.
Proses Sedimentasi Pada Breakwater di Pantai Balongan Indramayu
Kegiatan pembangunan, industri dan aktivitas manusia serta
pengaruh faktor alam pada umumnya telah memberikan pengaruh negatif pada
kestabilan kawasan pantai. Faktor alam yang berpengaruh tehadap kondisi pantai
antara lain timbulnya gelombang dan arus, terjadinya pasang surut, terjadinya
sedimentasi dan abrasi yang berpengaruh pada berubahnya garis pantai serta
kondisi sungai yang bermuara di perairan tersebut.
Aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap kondisi pantai
antara lain adalah pembangunan, reklamasi dan pengerukan dasar perairan untuk
tujuan komersial yang berlebihan. Berkembangnya wisata bahari dibeberapa daerah
pantai juga mendorong terjadinya perubahan kondisi alam menjadi lingkungan
buatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang yang diperlukan.
Saat ini beberapa kawasan pantai di Indonesia telah
mengalami kerusakan. Pengamatan di beberapa stasiun penelitian di Jawa
menunjukan adanya kenaikan muka air laut dan mengakibatkan berkurangnya kawasan
pantai. Gelombang laut yang datang ke pantai dengan energi yang cukup besar
serta erosi dapat menambah kerusakan kawasan pantai. Tingkat kerusakan akan
relatif rendah apabila perlindungan alami pantai tetap terjaga. Banyaknya
kawasan pantai yang dihuni maka apabila terjadi kerusakan akan memberikan
kerugian yang cukup besar. Usaha mengatasi kerusakan fisik dalam skala bangunan
maupun lingkungan sudah banyak dilakukan.
Pantai mundur merupakan akibat proses erosi pantai (abrasi)
sehingga garis pantai menjadi mundur jauh dari garis pantai lama. Garis pantai
secara alami berubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan alam seperti
adanya aktivitas gelombang, angin, pasang surut dan arus serta sedimentasi
daerah delta sungai. Namun perubahan garis pantai dapat meningkat dengan adanya
gangguan ekosistim pantai seperti hutan bakau sebagai penyangga pantai banyak
dirubah fungsinya untuk dijadikan sebagai daerah pertambakan, hunian, industri
dan daerah reklamasi kemudian pembuatan tanggul dan kanal serta bangunan-bangunan
yang ada di sekitar pantai.
Untuk melindungi daerah pantai dari serangan gelombang,
suatu pantai memerlukan bangunan peredam gelombang. Peredam gelombang adalah
suatu bangunan yang bertujuan untuk mereduksi atau menghancurkan energi
gelombang.
Di pantai balongan indramayu telah terjadi proses abrasi
yang sangat signifikan proses majunya garis pantai (abrasi) semakin tahun di
pantai balongan indramayu ini semakin maju, garis bibir pantai semakin
berkurang akibat dari abrasi tersebut. Pada awalnya pemerintah indramayu untuk
mengatasi abrasi pantai ini hanya menggunakan karung berisi pasir untuk menahan
ombak lalu hal ini gagal terus di buatlah batu – batu pengahalang ombak yang
berbebtuk tripod yang dipasang menjorok ke laut, hal demikian pula gagal karena
jumlah batu pemecah ombak itu hanya sedikit dan tidak sebanding dengan luas
wilayah pantai balongan indramayu dan kini batu itu habis tergerus oleh ombak
atau geloimbang pantai.
Mulai tahun 2007 telah direncanakan untuk pembuatan
Breakwater, pada awalnya pembuatan Breakwater itu rampung pada akhir tahun 2008
yang berbentuk melengkung, lalu pada tahun 2009 dibuat lagi breakwater
berbentuk melengkung dan berbentuk ‘T’ di sepanjang bibir pantai balongan
indramayu untuk mengatasi hal abrasi ini.
Proses terjadinya sedimentasi pada breakwater ini
bermuladari arah arus gelombang yang ditahan lalu terpecahkan oleh breakwater
ini arah arus dibelokan kedalam sisi breakwater sehingga sedimentasi yang
terjadi terkumpul pada sisi bagian breakwater itu sendiri dan akibatnya terjadi
pendangkalan di bagian sisi tersebut. Arus membawa berbagai macam partikel –
partikel yang menyebabkan sedimentasi itu terjadi, berikut merupakan gambar
ilustrasi sedimentasi yang terjadi pada Breakwater di pantai balongan indramayu
:
Proses sedimentasi pada breakwater berbentuk melengkung
Proses sedimentasi pada breakwater berbentuk ‘T’
Terjadi pendangkalan pada sisi bagian Breakwater
foto satelit pantai balongan indramayu sebelum ada breakwater
foto satelit pantai balongan indramayu sebelum ada breakwater
Pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan
bentuk garis pantai dapat dijelaskan sebagai berikut. Apabila garis puncak
gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah
terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok dan
berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut
disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan di
perairan di belakang bangunan. Pengendapan sedimen tersebut menyebabkan
terbentuknya cuspate dibelakang bangunan.
Proses tersebut akan berlanjut sampai garis pantai yang
terjadi sejajar dengan garis puncak gelombang yang terdifraksi. Pada keadaan
tersebut transport sedimen sepanjang pantai menjadi nol. Seperti terlihat pada
gambar 1-14, dimana arah gelombang dominan hampir tegak lurus garis pantai
asli, garis puncak gelombang dari sisi kiri dan kanan pemecah berpotongan di
titik A. Puncak cuspate akan terjadi pada titik A. Dengan demikian pembentukan
tombolo tergantung pada panjang pemecah gelombang lepas pantai dan jarak antara
bangunan dengan garis pantai. Biasanya tombolo tidak terbentuk apabila panjang
pemecah gelombang lebih kecil dari jaraknya terhadap garis pantai. Jika
bangunan menjadi lebih panjang dari pada jaraknya terhadap garis pantai maka
kemungkinan terjadinya tombolo semakin tinggi.
Apabila gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai
maka laju transport sedimen sepanjang pantai akan berkurang, yang menyebabkan
pengendapan sedimen dan terbentuknya cuspate. Pengendapan berlanjut sehingga
pembentukan cuspate terus berkembang hingga akhirnya terbentuk tombolo. Tombolo
yang terbentuk akan merintangi/menangkap transport sedimen sepanjang pantai.
Sehingga suplai sedimen kedaerah hilir terhenti yang dapat berakibat terjadinya
erosi pantai di hilir bangunan.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam
gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan
(transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) mela-lui pecahnya gelombang,
ke-kentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian besamya energi
gelombang yang dipantulkan, dihancur-kan dan diteruskan ter-gantung
karakteristik gelom-bang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan
peredam gelombang (permukaan halus dan kasar)
Setelah dibuatnya breakwater pada sepanjang pantai balongan
indramayu selain bermanfaat guna menanggulangi proses abrasi serta sedimentasi,
bagi warga sekitar pantai dengan adanya Breakwater ini dijadikan sebagai tempat
wisata serta tempat memancing hal itu dapat kita kunjungi disana ada wisata
pantai balongan indramayu serta wisata pantai balongan indah baru sebagai salah
satu tempat wisata bahari di indramayu yang dikelola oleh perkumpulan karang
taruna sekitar dari swadaya warganya.
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam kasus seperti ini breakwater sangat berpengaruh guna
menghambat proses sedimentasi serta abrasi oleh ombak dari lautan oleh karena
itu pembuatan breakwater di daerah pinggiran laut telah dilaksanakan karena
dampaknya sangat positif sekali jika dibuat serta ditangani oleh para ahlinya.
Salah satu fungsi dari breakwater yaitu jika berkurangnya
energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di
daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari
daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang
struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut
Dalam pembuatan breakwater di pantai balongan indramayu ini
dilakukan guna mengurangi dampak dari abrasi yang terjadi, disamping itu pula
pembangunan breakwater ini dapat dijadikan tempat sebagai tempat wisata dan
tempat area memancing, tempat ini wisata ini dikelola oleh warga setempat,
diantaranya ada tempat wisata pantai balongan indramayu.
Kondisi abrasi ini perlu ditangani bersama antara
instansi-instansi terkait guna mencegah akibat yang berkelanjutan dan jika
mungkin “mengembalikan” (merehabilitasi/merestorasi) fungsi pantai sebagai
kawasan umum, wisata, dan prasarana social-religius masyarakat. Dalam hal ini
pemerintah memiliki peranan sangat besar yakni dalam usaha membangun pengaman
pantai. Pengaman pantai bertujuan untuk mencegah erosi pantai dan penggenangan
daerah pantai akibat limpasan gelombang (overtopping).
No comments:
Post a Comment